dalam cerita ramayana diantara saudara saudaranya , wibisana adalah yang paling elok parasnya , berwujud manusia sedangkan kakak kakaknya berwujud raksasa.
mempunyai Anak yang bernama
- Trijatta
- Bisawarna.
Wibisana berbudi luhur , membela kebenaran. taat pada agama
meskipun Wibisana adalah adik kandung dari Rahwana namun Wibisana berbeda pendapat dalam hal penculikan Dewi Sinta,
malah Wibisana memilih Bergabung dengan Sri Rama setelah ia diusir dari kerajaan Alengka Oleh Rahwana.
Keputusanya untuk bergabung dengan Pasukan Pancawati diterima dengan baik malah diangkat menjadi adik Oleh Sri Rama dan diberi Nama Harya Balik.
Setelah Rahwana dikalahkan oleh Sri Rama dalam perang Wibisanalah yang menggantikan tahta Alengka.
wibisana muksa lalu tahta diserahkan kepada anaknya Bisawarna dan mengganti Nama dari Alengka menjadi Singgelapura.
kemenangan Sri Rama tak lepas dari sosok Wibisana , karena Wibisana lah yang mengetahui semua kelemahan kelemahan Senopati perang Alengka diantaranya , Kumbakarna dan Sarpakenaka kakaknya sendiri , Indrajit, trimuka, trisirah, keponakan keponakannya yang tak lain anak dari Rahwana.
didalam hati setiap keguguran para kerabatnya selalu meninggalkan luka hati yang mendalam , terutama saat dia melihat kematian dari kakaknya kumbakarna yang gugur dengan cara yang mengenaskan dalam posisi tangan terpisah kaki terpisah , karena tidak tega melihat keadaan kakak nya , wibisana meminta kepada laksmana untuk yang terakhir agar segera menyempurnakan kematian kumbakarna, dengan cara memanah leher kumbakarna hingga terputus dan terpisah dari kepalanya.
setiap gugur gugur nya para ksatria Alengka, wibisana dan para pasukan kera selalu memperlakukan jasad nya dengan baik. memberikan upacara penghormatan. karena mereka layak untuk mendapatkanya mereka adalah pembela tanah airnya.
Semasa Muda wibisana mengjabiskan waktu untuk memuja dewa siwa dan brahma ,
setiap pemujaanya wibisana meminta anugrah agar selalu ditunjukkan pada jalan kebenaran. maka dari itu Wibisana memilih melawan kakaknya yang berwatak angkara murka.
0 Response to "Wibisana Bijaksana"
Post a Comment